Hai!
Olimpiade Sains SMK 2014 tingkat kota Jambi telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014. Hasilnya, aku dan ketiga temanku yang lain berhasil lolos ke tingkat provinsi setelah masing-masing mendapat peringkat tiga besar kota. Di ronde kedua ini, tingkat provinsi, adalah ronde paling menentukan, apakah aku bisa atau tidak untuk mencapai target aku: mempertahankan prestasi tahun lalu dan mendapatkan medali. Jika berhasil menyabet juara pertama di ronde ini, maka dipastikan berangkat mewakili provinsi Jambi di tingkat nasional.
Cerita bagian ini pasti panjang buangetssss. Kalau dipisah, nanggung rasanya. Jadi, siapkan snack ya. Ngemil sambil baca. Hahaha...
Berselang dua hari setelah mengetahui hasil tingkat kota, kami pun bersiap-siap untuk bertanding di tingkat provinsi. Kala itu, hari Sabtu, kami berempat lagi belajar di perpustakaan sekolah. Jadi selama menunggu hasil tingkat kota, kami banyak habisin waktu buat belajar materi lomba di perpustakaan sekolah dari pagi, sampe sore kadang. Lalu, bu Narti masuk dan kasih tau hasil tingkat kota. Sir Linus juga ada menemui kami bentar. Beliau cukup senang mengetahui nilai aku beda jauh dengan peringkat kedua. Sir sempat bilang, "Kalau kalian berhasil dapat juara pertama di provinsi, SPP kalian gratis selama 6 bulan. Kalau di nasional bisa menang lagi, SPP gratis sampai tamat!" Sebelum pergi, sir William, yang waktu itu juga mampir, ingatin aku buat jangan terlalu senang dulu. Aku udah lupa sih kalimat persisnya gimana dalam bahasa Inggris -,-
Bu Narti kasih tau bahwa mulai hari Senin, 26 Mei, kami nginap di hotel Abadi, sampai tanggal 29 Mei, ditemani bu Eka. Saat itu, usia kehamilan bu Eka udah sekitar 4-5 bulan. Berhubung juara pertama cuma aku dari sekolah aku, jadi guru pembimbingnya cuma satu yang dapat jatah nginap. Bu Eka jadi pembimbing untuk bidang Matematika Teknologi, sedangkan jatah Biologi Terapan dikasih ke bu Sica, guru SMKN 1 Kota Jambi. Sepulang dari sekolah, aku dan yang lain segera siapin baju untuk tiga hari ke depan di hotel. Aku juga bawa buku catatan biologi aku, serta buku cetak biologi SMA. Soal-soal juga aku bawa. Selama tingkat provinsi, kami berempat libur dari sekolah.
Daimoku tetap aku laksanakan, mengingat ini udah hampir babak final. Sementara, untuk bunkasai bulan Oktober 2014, aku berpartisipasi sebagai pengisi acara Dynamic Dance. Aku udah bertekad dari awal. Kalau aku menang di tingkat provinsi, aku akan 100% pasti ikut bunkasai. Ikut bunkasai butuh biaya besar juga. Jadi, aku memutuskan jika menang di provinsi, uang yang aku dapat akan aku gunakan untuk biaya bunkasai sepenuhnya. Selama bulan Mei ini, latihan untuk bunkasai udah jalan. Seminggu bisa dua kali latihan di kaikan. Tapi, aku udah bertekad, dan aku ngga akan goyah terhadap apapun.
Tibalah tanggal 26 Mei 2014. Paginya, kami masih belajar di perpustakaan sekolah. Dari pagi sih, aku udah bawa tas yang isinya baju dan buku aku. Yang lain juga gitu, soalnya entar ke hotelnya barengan, diantar sir William. Aku cuma bawa 2 tas: tas sekolah yang biasa aku pake dan tas yang isinya baju dan buku. Retta juga cuma 2. Kami udah chat lewat BBM semalam, tanya-tanya bawa tas apa, baju berapa banyak. Wkwkwkwk... Sedangkan Wina, barang bawaannya paling banyak di antara kami semua. Dia pake koper, kalo ga salah. Kalo Hardi mah, karena cowok, barangnya dikit, hampir sama dengan aku dan Retta.
Siang harinya, setelah makan siang, kami berempat diantar ke hotel Abadi oleh sir William. Bu Eka, bu Reinna, bu Narti, dan sir Wawan juga ikutan ngantar. Sir Wawan, atau lengkapnya sir Setiawan, adalah suaminya bu Eka. Kalo bu Eka ngajar matematika, sir Wawan ngajar bahasa Inggris.
Sesampainya di hotel, udah rame banget. Perwakilan dari kabupaten lain ada yang udah datang juga. Kami pun check-in. Kalau udah lomba, bareng bu Narti, enak banget. Bu Narti bakal usahain sampe kita semua nyaman banget. Bu Narti yang urus kamar kami. Beliau minta sama receptionist-nya supaya kami yang cewek bisa sekamar. Kebetulan, receptionist-nya adalah murid bu Narti dulu. Asik. Satu kamar diisi empat orang. Aku, Wina, Retta dan bu Eka sekamar deh jadinya. Sedangkan Hardi, sekamar dengan perwakilan dari SMK Pelita Raya. Setelah dapat kamar, kami dikasih kertas buat diisi biodata.
Kemudian, ambil pakaian OSTN provinsi. Yap, semua siswa dapat bajunya. Kayak pakaian olahraga gitu, warna merah, terus juga dikasih jaket. Dilihat-lihat, kayak mau tanding olahraga. Wkwkwk.. Malam harinya, diadakan acara pembukaan OSTN tingkat provinsi Jambi, dan kami para siswa pake baju yang tadi siang dikasih. Tuh di samping foto spanduk pembukaannya. Ketua panitianya adalah pak Encu Rusmana, yang juga tergabung dalam tim olimpiade fisika provinsi Jambi. Untuk malam pertama, bu Eka yang temani kami tidur. Pada subuhnya, beliau pulang ke rumah.
Mama dan Ama (panggilan kepada nenek) sempat mampir untuk lihat kamar aku. Mereka datang pada malam pertama. Adik-adik aku juga datang. Ini menunjukkan keluarga aku sangat mendukung. Aku semakin semangat dan berusaha untuk tidak mengecewakan siapapun.
Tanggal 27 Mei, dari pagi sampe sore, kami masih dibekali dengan materi biologi yang akan diperlombakan oleh tim olimpiade provinsi. Adapun, untuk bidang Biologi Terapan, timnya terdiri dari bu Evi, pak Samuri, dan pak Nugroho. Dari tahun ke tahun, mereka bertiga selalu membimbing murid olimpiade provinsi Jambi. Bu Evi, ya, yang udah aku ceritain di post sebelumnya, yang ngajarin aku selama ini. Pak Samuri, guru biologi SMAN 7 Kota Jambi. Pak Nugroho, guru biologi SMAN 1 Kota Jambi. Setiap bidang lomba dibimbing oleh tiga orang guru.
Aku duduk dengan perwakilan dari kabupaten Tanjung Jabung Barat, kalo ga salah. Namanya Nurfitri, dari SMK pertanian atau perikanan gitu, pokoknya yang belajar biologi. Dan, tahun lalu, dia dapat juara II tingkat provinsi, sementara juara I kan si Nifen, dari sekolah aku. Wah, dalam hati aku mikir, ini bakal jadi saingan berat.
Setelah belajar, bu Eka, bu Reinna dan bu Novi bakal datang ke kamar untuk bahas materi. Sedangkan aku, belajar sendiri, karena ga ada guru. Malam kedua ini, kami ditemani oleh bu Reinna, kalo ga salah. Udah lupa-lupa ingat juga sih, antara bu Eka dan bu Reinna pokoknya.
Setiap pagi, aku sempatkan untuk gongyo bentar, dalam hati sih, karena kurang memungkinkan untuk bersuara. Setelah sarapan, kan aku langsung masuk ke ruang belajar biologi. Sambil tungguin tim olimpiade biologi datang, ya aku gongyo dulu.
Pada tanggal 28, masih dibimbing, tapi sampe siang doang. Karena, sorenya udah mau lomba. Aku sempat berfoto dengan bu Sica dan teman-teman biologi dari kota Jambi.
Abis jam makan siang, semua balik ke kamar. Aku mau manfaatin waktu itu buat tidur sebenarnya. Tapi, gak bisa-bisa. Retta, Wina dan Hardi diajarin intensif oleh guru masing-masing. Dan lagi-lagi, aku belajar sendiri. Kami semua belajar di kamar. Pas banget, aku mulai ga enak badan. Perut rasanya ga enak gitu. Untung, bu Narti datang hari itu. Beliau urutin aku. Hasilnya, benar-benar segar lagi. Thanks, bu!
Kebetulan, Dedy, Dinda dan Hadi datang mengunjungi kami. Juga bu Rosmawar. Mereka menyemangati kami yang beberapa jam lagi bakal lomba. Oh ya, mereka adalah perwakilan Lomba Keterampilan Siswa dari sekolah aku yang lolos ke tingkat nasional. LKS udah lomba duluan. Dedy Sugito, bidang Akuntansi, sekelas sama Retta, saingan lah mereka berdua di kelas. Dinda Friscelia Z., bidang Administrasi, dari jurusan Administrasi. Hadi Satria, selanjutnya disebut Hasat, sekelas sama aku, bidang Animasi. Singkat aja dulu ya.
Jam 4 sore hampir tiba. Kami bersiap-siap untuk memenangi pertarungan yang sangat menentukan ini. Dari tiga puluhan perwakilan tiap bidangnya, hanya ada 1 orang yang bisa ke tingkat nasional. Jreng, jreng, jreng... Kami berempat menuju ke ruang tesnya. Sir Linus ada datang juga pas mau tes. Kemudian, kami masuk dan cari tempat duduk sesuai dengan bidang.
Satu meja lingkaran kecil diisi oleh tiga orang dengan bidang lomba yang berbeda-beda. Aku cari tempat yang agak belakang, biar jawaban ga mudah diintip orang. Hehehe... Tak lupa, daimoku dulu.
Dua jam kemudian, waktu tes selesai. Waktu itu aku merasa optimis dengan jawaban aku. Ga tau gimana jelasinnya, optimis aja. Sir Linus langsung hampiri kami satu per satu setelah keluar dari ruangan itu. Raut muka kami satu per satu sih biasa aja, ga ada sampe lesu. Cuma si Hardi ada bilang, ada beberapa soal dari OSN SMA Matematika. Bu Eka juga bilang gitu. Soalnya susah. Sisanya sih no problem. Pas giliran aku ditanyain sir, ya aku jawab aja, aku bisa. Aku sama sekali ga merasa kesusahan sih. Kali ini mencapai 80%. Sir kelihatan cukup tenang. Tapi, sir juga ada menyampaikan bahwa bu Mega, guru IPA yang tahun lalu bimbing bidang Biologi Terapan dari sekolah aku, mengundurkan diri dari sekolah. Aku sempat kecewa sih. Padahal, aku mau ngomong ke sir kalo aku pengen ibu Mega tetap jadi guru pembimbing aku pas di nasional nanti (kalo lolos).
Malamnya, kami masih nginap di hotel. Malam itu ada pertemuan Chiku. Jadi, aku 'cabut' dari hotel, dijemput Papa. Aku pengen tetap bisa hadir di pertemuan-pertemuan.
Bu Reinna ada koreksi punya Wina. Katanya sih salahnya lumayan banyak, cuman ya udah, lihat aja hasilnya besok gimana. Malam ini, kami tidur bertiga, ngga ditemani guru lagi, karena lomba udeh selesai. Sebelumnya ditemani terus biar paginya bisa dibanguni dan dipantau. Wkwkwk...
Tanggal 29 Mei, penutupan sekaligus pengumuman pemenang. Sekitar jam 10 pagi, kami berkumpul di sebuah ruangan, ruang yang sama dengan saat tes kemarin sore. Kami duduk sesuai bidang lomba. Katanya, panitia akan bahas soal sekaligus kasih jawaban atas soal tes kemarin. Aku ketik jawabannya di note hape aku. Baru dibahas beberapa soal, jawaban aku benar semua. Aku tambah optimis dah.
Sekitar jam 11 gitu, akhirnya seorang ibu dari dinas pendidikan kayaknya, masuk ke ruangan. Acara penutupan dimulai. Lanjut, pengumuman pemenang. Aku ga punya firasat apapun, cuma satu: optimis doang. Rasanya hepi-hepi aja. Wkwkwk... Dipanggilah satu per satu nama pemenang, dimulai dari juara ketiga. Nilainya juga diumumkan.
Pas nyebut bidang Matematika Teknologi, bidangnya Hardi, ternyata dia malah dapat juara kedua. Sementara, juara pertamanya diraih oleh perwakilan dari Muaro Bulian. Beda skornya pun tipis banget, cuma beda 0,5 poin. Asli, nyesek banget. Hardi ga lolos ke nasional.
Matematika non teknologi selanjutnya. Juara pertamanya diraih oleh kota Jambi. Baru nyebut itu, Retta udah berdiri. Padahal dari kota Jambi kan ada tiga orang. Barulah nama sekolah dan nama Retta disebutin. Retta pede yah, wkwkwk.
Bidang fisika, juara pertamanya dari SMK Pelita Raya, yang cowok itu.
Untuk kimia, nyaris juga. Juara ketiga dari daerah lain. "Juara kedua, dari kota Jambi,..." Nah, pas denger ini aku mulai lesu. Trus disebutin nama sekolahnya, "...SMKN 1 Kota Jambi". Wah, lega dikit, tapi was-was juga. Akhirnya, "Juara pertama, dari kota Jambi, SMK Unggul Sakti, atas nama Wilhelmina!" Ciaaa, selamat Winak!
And, terakhir bidang biologi, bidangnya aku. Lagi-lagi, sekolah aku berhasil lolos ke nasional! Aku dapat juara pertama, cuy! Otomatis, aku akan berangkat ke Mataram untuk mewakili provinsi Jambi! Dan, aku udah pasti ikut bunkasai dengan biaya sendiri! Aaaaaa...!
Saking senangnya, pas di atas panggung, aku langsung salam dan kasih selamat ke juara-juara lain. Hahaha...
Aku benar-benar senang banget waktu itu. Tapi, di lain sisi, aku juga sedih, karena Hardi ga lolos ke nasional. Sakit banget tuh, cuma beda 0,5 poin. Total, dari sekolah aku ada 3 orang yang ke nasional: Retta, Wina dan aku. Sedangkan tahun lalu ada 4 orang.
Provinsi Jambi diwakilkan oleh tiga orang cewek dan dua orang cowok, yang akan berangkat ke Mataram, NTB, pada tanggal 1 September 2014. Kami berlima akan dibimbing selama 30 hari oleh tim olimpiade provinsi Jambi, dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung selama 8 hari, sebelum bulan puasa, dan sesi kedua berlangsung selama 22 hari, setelah lebaran Idul Fitri.
Setelah pengumuman, kami disuguhi makan siang, lalu check-out. Kami berempat diantarin pulang oleh sir Linus dan sir William.
Fokusku selanjutnya adalah menjadi tiga besar di tingkat nasional dan ikut bunkasai.
See ya on next post!
Olimpiade Sains SMK 2014 tingkat kota Jambi telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014. Hasilnya, aku dan ketiga temanku yang lain berhasil lolos ke tingkat provinsi setelah masing-masing mendapat peringkat tiga besar kota. Di ronde kedua ini, tingkat provinsi, adalah ronde paling menentukan, apakah aku bisa atau tidak untuk mencapai target aku: mempertahankan prestasi tahun lalu dan mendapatkan medali. Jika berhasil menyabet juara pertama di ronde ini, maka dipastikan berangkat mewakili provinsi Jambi di tingkat nasional.
Cerita bagian ini pasti panjang buangetssss. Kalau dipisah, nanggung rasanya. Jadi, siapkan snack ya. Ngemil sambil baca. Hahaha...
Berselang dua hari setelah mengetahui hasil tingkat kota, kami pun bersiap-siap untuk bertanding di tingkat provinsi. Kala itu, hari Sabtu, kami berempat lagi belajar di perpustakaan sekolah. Jadi selama menunggu hasil tingkat kota, kami banyak habisin waktu buat belajar materi lomba di perpustakaan sekolah dari pagi, sampe sore kadang. Lalu, bu Narti masuk dan kasih tau hasil tingkat kota. Sir Linus juga ada menemui kami bentar. Beliau cukup senang mengetahui nilai aku beda jauh dengan peringkat kedua. Sir sempat bilang, "Kalau kalian berhasil dapat juara pertama di provinsi, SPP kalian gratis selama 6 bulan. Kalau di nasional bisa menang lagi, SPP gratis sampai tamat!" Sebelum pergi, sir William, yang waktu itu juga mampir, ingatin aku buat jangan terlalu senang dulu. Aku udah lupa sih kalimat persisnya gimana dalam bahasa Inggris -,-
Bu Narti kasih tau bahwa mulai hari Senin, 26 Mei, kami nginap di hotel Abadi, sampai tanggal 29 Mei, ditemani bu Eka. Saat itu, usia kehamilan bu Eka udah sekitar 4-5 bulan. Berhubung juara pertama cuma aku dari sekolah aku, jadi guru pembimbingnya cuma satu yang dapat jatah nginap. Bu Eka jadi pembimbing untuk bidang Matematika Teknologi, sedangkan jatah Biologi Terapan dikasih ke bu Sica, guru SMKN 1 Kota Jambi. Sepulang dari sekolah, aku dan yang lain segera siapin baju untuk tiga hari ke depan di hotel. Aku juga bawa buku catatan biologi aku, serta buku cetak biologi SMA. Soal-soal juga aku bawa. Selama tingkat provinsi, kami berempat libur dari sekolah.
Daimoku tetap aku laksanakan, mengingat ini udah hampir babak final. Sementara, untuk bunkasai bulan Oktober 2014, aku berpartisipasi sebagai pengisi acara Dynamic Dance. Aku udah bertekad dari awal. Kalau aku menang di tingkat provinsi, aku akan 100% pasti ikut bunkasai. Ikut bunkasai butuh biaya besar juga. Jadi, aku memutuskan jika menang di provinsi, uang yang aku dapat akan aku gunakan untuk biaya bunkasai sepenuhnya. Selama bulan Mei ini, latihan untuk bunkasai udah jalan. Seminggu bisa dua kali latihan di kaikan. Tapi, aku udah bertekad, dan aku ngga akan goyah terhadap apapun.
Ini tas yang aku bawa. |
Siang harinya, setelah makan siang, kami berempat diantar ke hotel Abadi oleh sir William. Bu Eka, bu Reinna, bu Narti, dan sir Wawan juga ikutan ngantar. Sir Wawan, atau lengkapnya sir Setiawan, adalah suaminya bu Eka. Kalo bu Eka ngajar matematika, sir Wawan ngajar bahasa Inggris.
Sesampainya di hotel, udah rame banget. Perwakilan dari kabupaten lain ada yang udah datang juga. Kami pun check-in. Kalau udah lomba, bareng bu Narti, enak banget. Bu Narti bakal usahain sampe kita semua nyaman banget. Bu Narti yang urus kamar kami. Beliau minta sama receptionist-nya supaya kami yang cewek bisa sekamar. Kebetulan, receptionist-nya adalah murid bu Narti dulu. Asik. Satu kamar diisi empat orang. Aku, Wina, Retta dan bu Eka sekamar deh jadinya. Sedangkan Hardi, sekamar dengan perwakilan dari SMK Pelita Raya. Setelah dapat kamar, kami dikasih kertas buat diisi biodata.
Kemudian, ambil pakaian OSTN provinsi. Yap, semua siswa dapat bajunya. Kayak pakaian olahraga gitu, warna merah, terus juga dikasih jaket. Dilihat-lihat, kayak mau tanding olahraga. Wkwkwk.. Malam harinya, diadakan acara pembukaan OSTN tingkat provinsi Jambi, dan kami para siswa pake baju yang tadi siang dikasih. Tuh di samping foto spanduk pembukaannya. Ketua panitianya adalah pak Encu Rusmana, yang juga tergabung dalam tim olimpiade fisika provinsi Jambi. Untuk malam pertama, bu Eka yang temani kami tidur. Pada subuhnya, beliau pulang ke rumah.
Mama dan Ama (panggilan kepada nenek) sempat mampir untuk lihat kamar aku. Mereka datang pada malam pertama. Adik-adik aku juga datang. Ini menunjukkan keluarga aku sangat mendukung. Aku semakin semangat dan berusaha untuk tidak mengecewakan siapapun.
Tanggal 27 Mei, dari pagi sampe sore, kami masih dibekali dengan materi biologi yang akan diperlombakan oleh tim olimpiade provinsi. Adapun, untuk bidang Biologi Terapan, timnya terdiri dari bu Evi, pak Samuri, dan pak Nugroho. Dari tahun ke tahun, mereka bertiga selalu membimbing murid olimpiade provinsi Jambi. Bu Evi, ya, yang udah aku ceritain di post sebelumnya, yang ngajarin aku selama ini. Pak Samuri, guru biologi SMAN 7 Kota Jambi. Pak Nugroho, guru biologi SMAN 1 Kota Jambi. Setiap bidang lomba dibimbing oleh tiga orang guru.
Aku duduk dengan perwakilan dari kabupaten Tanjung Jabung Barat, kalo ga salah. Namanya Nurfitri, dari SMK pertanian atau perikanan gitu, pokoknya yang belajar biologi. Dan, tahun lalu, dia dapat juara II tingkat provinsi, sementara juara I kan si Nifen, dari sekolah aku. Wah, dalam hati aku mikir, ini bakal jadi saingan berat.
Setelah belajar, bu Eka, bu Reinna dan bu Novi bakal datang ke kamar untuk bahas materi. Sedangkan aku, belajar sendiri, karena ga ada guru. Malam kedua ini, kami ditemani oleh bu Reinna, kalo ga salah. Udah lupa-lupa ingat juga sih, antara bu Eka dan bu Reinna pokoknya.
Setiap pagi, aku sempatkan untuk gongyo bentar, dalam hati sih, karena kurang memungkinkan untuk bersuara. Setelah sarapan, kan aku langsung masuk ke ruang belajar biologi. Sambil tungguin tim olimpiade biologi datang, ya aku gongyo dulu.
Pada tanggal 28, masih dibimbing, tapi sampe siang doang. Karena, sorenya udah mau lomba. Aku sempat berfoto dengan bu Sica dan teman-teman biologi dari kota Jambi.
Abis jam makan siang, semua balik ke kamar. Aku mau manfaatin waktu itu buat tidur sebenarnya. Tapi, gak bisa-bisa. Retta, Wina dan Hardi diajarin intensif oleh guru masing-masing. Dan lagi-lagi, aku belajar sendiri. Kami semua belajar di kamar. Pas banget, aku mulai ga enak badan. Perut rasanya ga enak gitu. Untung, bu Narti datang hari itu. Beliau urutin aku. Hasilnya, benar-benar segar lagi. Thanks, bu!
Kebetulan, Dedy, Dinda dan Hadi datang mengunjungi kami. Juga bu Rosmawar. Mereka menyemangati kami yang beberapa jam lagi bakal lomba. Oh ya, mereka adalah perwakilan Lomba Keterampilan Siswa dari sekolah aku yang lolos ke tingkat nasional. LKS udah lomba duluan. Dedy Sugito, bidang Akuntansi, sekelas sama Retta, saingan lah mereka berdua di kelas. Dinda Friscelia Z., bidang Administrasi, dari jurusan Administrasi. Hadi Satria, selanjutnya disebut Hasat, sekelas sama aku, bidang Animasi. Singkat aja dulu ya.
Jam 4 sore hampir tiba. Kami bersiap-siap untuk memenangi pertarungan yang sangat menentukan ini. Dari tiga puluhan perwakilan tiap bidangnya, hanya ada 1 orang yang bisa ke tingkat nasional. Jreng, jreng, jreng... Kami berempat menuju ke ruang tesnya. Sir Linus ada datang juga pas mau tes. Kemudian, kami masuk dan cari tempat duduk sesuai dengan bidang.
Satu meja lingkaran kecil diisi oleh tiga orang dengan bidang lomba yang berbeda-beda. Aku cari tempat yang agak belakang, biar jawaban ga mudah diintip orang. Hehehe... Tak lupa, daimoku dulu.
Dua jam kemudian, waktu tes selesai. Waktu itu aku merasa optimis dengan jawaban aku. Ga tau gimana jelasinnya, optimis aja. Sir Linus langsung hampiri kami satu per satu setelah keluar dari ruangan itu. Raut muka kami satu per satu sih biasa aja, ga ada sampe lesu. Cuma si Hardi ada bilang, ada beberapa soal dari OSN SMA Matematika. Bu Eka juga bilang gitu. Soalnya susah. Sisanya sih no problem. Pas giliran aku ditanyain sir, ya aku jawab aja, aku bisa. Aku sama sekali ga merasa kesusahan sih. Kali ini mencapai 80%. Sir kelihatan cukup tenang. Tapi, sir juga ada menyampaikan bahwa bu Mega, guru IPA yang tahun lalu bimbing bidang Biologi Terapan dari sekolah aku, mengundurkan diri dari sekolah. Aku sempat kecewa sih. Padahal, aku mau ngomong ke sir kalo aku pengen ibu Mega tetap jadi guru pembimbing aku pas di nasional nanti (kalo lolos).
Malamnya, kami masih nginap di hotel. Malam itu ada pertemuan Chiku. Jadi, aku 'cabut' dari hotel, dijemput Papa. Aku pengen tetap bisa hadir di pertemuan-pertemuan.
Bu Reinna ada koreksi punya Wina. Katanya sih salahnya lumayan banyak, cuman ya udah, lihat aja hasilnya besok gimana. Malam ini, kami tidur bertiga, ngga ditemani guru lagi, karena lomba udeh selesai. Sebelumnya ditemani terus biar paginya bisa dibanguni dan dipantau. Wkwkwk...
Tanggal 29 Mei, penutupan sekaligus pengumuman pemenang. Sekitar jam 10 pagi, kami berkumpul di sebuah ruangan, ruang yang sama dengan saat tes kemarin sore. Kami duduk sesuai bidang lomba. Katanya, panitia akan bahas soal sekaligus kasih jawaban atas soal tes kemarin. Aku ketik jawabannya di note hape aku. Baru dibahas beberapa soal, jawaban aku benar semua. Aku tambah optimis dah.
Sekitar jam 11 gitu, akhirnya seorang ibu dari dinas pendidikan kayaknya, masuk ke ruangan. Acara penutupan dimulai. Lanjut, pengumuman pemenang. Aku ga punya firasat apapun, cuma satu: optimis doang. Rasanya hepi-hepi aja. Wkwkwk... Dipanggilah satu per satu nama pemenang, dimulai dari juara ketiga. Nilainya juga diumumkan.
Pas nyebut bidang Matematika Teknologi, bidangnya Hardi, ternyata dia malah dapat juara kedua. Sementara, juara pertamanya diraih oleh perwakilan dari Muaro Bulian. Beda skornya pun tipis banget, cuma beda 0,5 poin. Asli, nyesek banget. Hardi ga lolos ke nasional.
Matematika non teknologi selanjutnya. Juara pertamanya diraih oleh kota Jambi. Baru nyebut itu, Retta udah berdiri. Padahal dari kota Jambi kan ada tiga orang. Barulah nama sekolah dan nama Retta disebutin. Retta pede yah, wkwkwk.
Bidang fisika, juara pertamanya dari SMK Pelita Raya, yang cowok itu.
Untuk kimia, nyaris juga. Juara ketiga dari daerah lain. "Juara kedua, dari kota Jambi,..." Nah, pas denger ini aku mulai lesu. Trus disebutin nama sekolahnya, "...SMKN 1 Kota Jambi". Wah, lega dikit, tapi was-was juga. Akhirnya, "Juara pertama, dari kota Jambi, SMK Unggul Sakti, atas nama Wilhelmina!" Ciaaa, selamat Winak!
And, terakhir bidang biologi, bidangnya aku. Lagi-lagi, sekolah aku berhasil lolos ke nasional! Aku dapat juara pertama, cuy! Otomatis, aku akan berangkat ke Mataram untuk mewakili provinsi Jambi! Dan, aku udah pasti ikut bunkasai dengan biaya sendiri! Aaaaaa...!
Saking senangnya, pas di atas panggung, aku langsung salam dan kasih selamat ke juara-juara lain. Hahaha...
Aku benar-benar senang banget waktu itu. Tapi, di lain sisi, aku juga sedih, karena Hardi ga lolos ke nasional. Sakit banget tuh, cuma beda 0,5 poin. Total, dari sekolah aku ada 3 orang yang ke nasional: Retta, Wina dan aku. Sedangkan tahun lalu ada 4 orang.
Provinsi Jambi diwakilkan oleh tiga orang cewek dan dua orang cowok, yang akan berangkat ke Mataram, NTB, pada tanggal 1 September 2014. Kami berlima akan dibimbing selama 30 hari oleh tim olimpiade provinsi Jambi, dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung selama 8 hari, sebelum bulan puasa, dan sesi kedua berlangsung selama 22 hari, setelah lebaran Idul Fitri.
Setelah pengumuman, kami disuguhi makan siang, lalu check-out. Kami berempat diantarin pulang oleh sir Linus dan sir William.
Fokusku selanjutnya adalah menjadi tiga besar di tingkat nasional dan ikut bunkasai.
See ya on next post!
Piala juara pertama tingkat provinsi, milik Wina, Retta, dan aku. Di samping kanan, piala juara kedua, milik Hardi. |
Comments
Post a Comment