Skip to main content

'Di Mana' dan 'Dilakukan': Penggunaan Kata Di- yang Sering Salah

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah posting di sebuah blog yang judulnya cukup membuat saya tertarik. Namun, semakin saya membaca, ketertarikan saya pada topik posting-nya semakin menghilang. Ada kesalahan yang sudah umum pada tata cara penulisan kata-katanya. Dan kesalahan paling umum terletak pada penggunaan kata di-, yang sangat mudah dijumpai pada posting media sosial.


Sebenarnya, ini sederhana. Kita hanya perlu membedakan apakah di- yang akan kita pakai dijadikan sebagai kata depan atau imbuhan awalan. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan bagaimana penggunaan kata di- yang benar. Padahal, sejak pendidikan menengah, kita mulai diajarkan tata cara penulisan kata yang benar dan tepat.


'Di Mana'

Di- sebagai kata depan digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat. Kata depan di- ditulis terpisah dari keterangan tempat yang mengikutinya, bukan digabungkan. Contohnya, di sekolah, di dalam rumah, di luar kantor, di jalan Jend. Sudirman, di sebelah kanan, dan lainnya.

Sebenarnya, bukan hanya kata depan di- saja yang ditulis terpisah dengan keterangan yang mengikutinya. Kata depan ke- juga demikian. Kata depan yang menunjukkan keterangan tujuan ini seharusnya ditulis 'ke rumah', bukan 'kerumah'. Ada pengecualian terhadap kata-kata berikut: kepada, daripada, kemari, dan keluar ('keluar' untuk lawan kata 'masuk', 'ke luar' untuk lawan kata 'ke dalam').

Ada banyak kata depan atau preposisi yang sering kita gunakan. Contohnya kata oleh. Agar lebih mudah, kita gunakan satu kalimat sebagai contoh.
"Pertandingan itu dimenangkan oleh tim sekolahku" bukan "Pertandingan itu dimenangkan olehtim sekolahku"
Perhatikan kata 'oleh'. Penulisannya tidak digabung dengan kata berikutnya. Sama halnya dengan kata depan di-.

Ingat. Setiap kata depan ditulis terpisah dengan kata keterangan di belakangnya. Maka, kata depan di- seharusnya dipisahkan dari keterangan tempat.

'Di lapangan', bukan 'dilapangan'.



'Dilakukan'

Di- kali ini sebagai imbuhan berupa awalan (prefiks), berfungsi membentuk kata kerja dan menyatakan makna pasif. Awalan di- ditulis digabungkan dengan kata kerja yang mengikutinya. Contohnya, diketik, dihapus, diambil, dimasukkan, dikeluarkan, dilapangkan, diciptakan, dikuasai, dan lain-lain.

Setiap imbuhan tidak boleh ditulis terpisah dari kata di belakangnya. Karena, imbuhan tidak dapat berdiri sendiri dan harus digabungkan dengan kata kerja untuk membentuk suatu makna. Mari kita ambil contoh imbuhan awalan yang lain, misalnya awalan me-.
"Para siswa diminta untuk menulis cerita pendek" bukan "Para siswa diminta untuk me nulis cerita pendek"
Jika kita lihat, penggunaan imbuhan me- di atas sama halnya dengan penggunaan imbuhan di-.

Ingat. Setiap imbuhan harus digabungkan dengan kata kerja di belakangnya. Maka, awalan di- seharusnya tidak dipisahkan dari kata kerja.

'Dipisah', bukan 'di pisah'.




Sederhana. Namun, sering disalahgunakan. Bukan hanya penggunaan kata di- yang sering salah, melainkan ada puluhan kata lain yang juga demikian. Mungkin masih banyak orang yang menganggap hal ini tidak penting. Akan tetapi, sebagai seseorang yang berpendidikan, hendaknya kita tidak mengabaikan setiap tata cara penulisan berbahasa Indonesia yang benar dan tepat. Apalagi bagi para penulis, baik penulis buku maupun penulis artikel blog. Saya sendiri pun masih bisa melakukan kesalahan dalam menulis kata-kata. Oleh karena itu, mari kita bersama membiasakan menulis dengan tata cara yang benar dan tepat. Dengan demikian, niscaya orang lain di sekitar kita bisa 'tertular'.

Comments

Popular posts from this blog

Dream Bigger, Reach Higher: Am I Daydreaming? Is This Real?

Hai! Teori I, Teori II, dan Praktikum telah usai. Empat hari di Mataram telah kuceritakan pada dua bagian sebelumnya. Ini adalah bagian ketiga. Inilah bagian terakhir dari perjuangan OSTN SMK 2014 di Mataram, NTB. Don't miss this one!

Dream Bigger, Reach Higher: Second Round, the Decisive Battle

Hai! Olimpiade Sains SMK 2014 tingkat kota Jambi telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014. Hasilnya, aku dan ketiga temanku yang lain berhasil lolos ke tingkat provinsi setelah masing-masing mendapat peringkat tiga besar kota. Di ronde kedua ini, tingkat provinsi, adalah ronde paling menentukan, apakah aku bisa atau tidak untuk mencapai target aku: mempertahankan prestasi tahun lalu dan mendapatkan medali. Jika berhasil menyabet juara pertama di ronde ini, maka dipastikan berangkat mewakili provinsi Jambi di tingkat nasional.

Dream Bigger, Reach Higher: Kontingen Jambi 2014

Hai! Subjudul kali ini sengaja menggunakan bahasa Indonesia, supaya lebih enak dibaca dan lebih cocok, karena ini berisi tentang kontingen OSTN SMK 2014 dari provinsi Jambi. OSTN SMK 2014 tingkat provinsi Jambi telah usai. Juara pertama tiap bidang berhak mewakili provinsi Jambi di tingkat nasional. Siapa saja mereka?