Skip to main content

Aneh?!?

Mumpung lagi bebas dari segala kerjaan yang ada, saatnya untuk mengisi blog ini lagi! Huehuehue.


Sejak awal, blog ini selalu diisi dengan posting berkonten yang menggunakan gaya bahasa baku. Isinya pun sebagian besar mengenai hal-hal serius. Kadang kala ditemui kata-kata seperti wkwkwk, hahaha, bahkan huehuehue sekarang.

Kuakui, gaya bahasaku saat berbicara juga demikian. Tapi, kalo ketawa ya ketawa normal, bukan wkwkwk. Ngomong-ngomong soal ketawa, anehnya, ada yang bilang cara tertawaku aneh. Aku tidak tau atas dasar apa temanku itu mengatakan demikian. Aku merasa aku tertawa seperti orang-orang pada umumnya, tapi mereka menilai itu aneh. Apakah aneh karena ini beda kota, atau memang aneh dari sononya? Ini keanehan pertama. Tapi aku yakin, meskipun aneh, kuping mereka gak sampe panas dan mereka gak sampe mau muntah kok.

Tentang gaya bahasa yang aku gunakan. Banyak yang bilang terlalu baku dan terlihat serius. Sehingga aku dianggap sebagai orang yang enggak suka banyak becanda. Tapi mereka tau, aku suka tertawa. Bagiku, ini penilaian yang sedikit aneh. Dan bagi mereka, ini sangat aneh. Ini keanehan kedua. Lihat saja dari gaya bahasa di blog ini. Mungkin dianggap formal oleh kebanyakan orang sampai-sampai yang mengunjungi blog ini sepi sekali.

Keanehan ketiga, tentang logat bicara. Yang satu ini, aku mengakui memang sangat berbeda dari semua orang yang kenal padaku. Kalo lu orang cuma baca teks yang kubuat ini, gak akan tau gimana logat bicaraku. Bagi mereka yang setiap harinya tak pernah bosan bertemu denganku, mereka sudah hapal mati gimana logatku. Beruntung, tak ada satupun dari mereka yang bisa meniru.

Asal mula keanehan yang satu ini terlalu panjang untuk diceritain di sini. Intinya, bisa jadi karena sering merantau, jadinya kecampur dikit-dikit. Teman-temanku di Jambi saja mengakui bahwa logat dan bahasaku memang berbeda dari mereka. Jadi, kalau di sini ada yang bilang padaku bahwa "orang Jambi ngomongnya kayak gitu ya", itu salah juga.

Kata si Dennis, teman kuliahku saat ini, gaya bicara dan bahasaku sudah berantakan :(
Em.. Aku agak setuju dengannya sih.

Untungnya, di rumah, aku tidak dianggap aneh...

Kenapa dengan aneh? Tidak apa-apa sebenarnya.

Aku baru saja baca salah satu post di blog milik anak bungsu Pak Jokowi, si Kaesang, dan semalem nonton video blog dia di yutub. Meski udah sekolah di luar negeri, dia tetep kekeuh pake bahasanya dari lahir dan medoknya masih ditonjolkan.



Aku sering bilang ke temenku saat dia bilang aku terlalu kaku atau serius, bahwa:
Ini style.

Yep, style. Memang gayaku seperti ini dan aku enggak mau ubah. Karena, ini yang menjadi karakteristik dari seorang Tine. I'm unique on my own way.

Kata orang, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan tempat yang sekarang. Kalau enggak, ntar malah dijauhin. Ini bener kok, emang harus sesuaikan diri. Gak mungkin kan aku pake bahasa Jambi buat ngomong sama orang Jakarta.

Yang aku pertahankan dan patenkan dari karakteristik diriku adalah gaya; style. Justru, keanehan yang teman-temanku temukan itu membuatku bangga sama diriku sendiri. Itu semua adalah keunikan.

Aku yakin, semua orang punya keunikan masing-masing. Kita gak harus selalu punya sesuatu yang sama dengan orang lain dengan alasan biar kagak dibilang kampungan. That's about perspective, sudut pandang, dan toleransi.

Selama keunikan tersebut tidak membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain, mah sah-sah aja. For me, being unique is not a problem. Yang menjadi masalah adalah dengan sengaja menjadi unik yang bikin orang resah, susah, dan malu.

Semangat!

P.S.: Semua hal-hal yang aku share di sini tidak berdasarkan teori manapun. That's about life. It's common sense, you know.


Comments

  1. Anonymous28/3/17 19:06

    "Kalo lu orang..." huehuehue :3

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dream Bigger, Reach Higher: Am I Daydreaming? Is This Real?

Hai! Teori I, Teori II, dan Praktikum telah usai. Empat hari di Mataram telah kuceritakan pada dua bagian sebelumnya. Ini adalah bagian ketiga. Inilah bagian terakhir dari perjuangan OSTN SMK 2014 di Mataram, NTB. Don't miss this one!

Dream Bigger, Reach Higher: Intro

Hai! Ini adalah post  pertama aku yang berkaitan dengan pengalaman aku sendiri. Well , judul ini menggambarkan apa yang bakal aku ceritakan di sini, sekaligus penyemangat buat yang baca dan buat aku sendiri. Dream bigger, reach higher . Kurang lebih, artinya: mimpi besar, capaian lebih tinggi. Maksudnya adalah ketika kita punya mimpi yang lebih besar, tentu kita akan mengerahkan upaya yang besar pula untuk tercapainya mimpi itu. Sehingga, hasilnya pun lebih besar.