Skip to main content

Coretan Sisi Lain

Lahir bersama, kekal abadi
Selalu maju, senyum di hati



Itu penggalan akhir lagu Ikeda Kayo-kai, sebuah lagu manis yang diciptakan untuk divisi pemudi. Aku mendengar lagu itu pertama kali pada lima tahun yang lalu, sekitar bulan September 2012. Ya, saat itu Kenshu Pemudi Nasional pertama diselenggarakan di Puncak. Aku masih kelas 2 SMP kala itu. Sebuah titik baru yang menyulutkan tekad merevolusi jiwa di hidupku terbentuk sejak aku dateng ke kenshu itu.

Betul-betul berkenang. Dengan perjuangan yang enggak mudah, aku akhirnya bisa mengikuti Kenshu Pemudi Nasional pertama tersebut. Keterbatasan biaya, si penghalang terbesarku. Namun, aku berjodoh dengan orang yang sangat welas asih. Aku enggak akan pernah melupakan apa yang telah orang itu lakukan. Tanpa itu, mungkin aku ngga ke kenshu waktu itu.

Pada tanggal 8-9 April yang lalu, Kenshu Pemudi Nasional kedua akhirnya diselenggarakan. Dengan tema "It Starts with Me", kenshu kali ini diadakan di 3G Resort, Ciawi, Bogor. Aku senang, aku punya kesempatan untuk bisa dateng ke kenshu lagi.

Kenshu, maksudnya semacam pelatihan, atau ada yang lebih mengenalnya dengan istilah retret. Kalau Kenshu Pemudi Nasional, berarti ya pelatihan untuk divisi pemudi yang pesertanya bisa datang dari provinsi mana aja di Indonesia. Nah, ini nih enaknya kalau kenshu. Reuni!

Yap, aku bertemu dengan kakak-beradik dari Medan, temen main masa kecil. Rumahku dekat banget sama rumah mereka. Selain Medan, ada sepupuku yang tinggal di Batam juga ikut kenshu. Cici tertuanya, yang kini kuliah di Surabaya pun, ikut kenshu. Apa ku bilang, reuni! Plus, adikku juga ikut, dari Jambi. Lengkah dah~

Oke, cukup soal reunian. Trus, apa yang membuatku mau menulis post dengan mengangkat topik kenshu?

Belakangan ini, tepatnya sejak aku mulai masuk ke tahun ke-dua kuliah, aku mulai merasa kehilangan sesuatu. Seperti kehilangan arah hidup, tapi sebenarnya tidak benar-benar hilang. Seperti kehilangan motivasi dan semangat, tapi sebenarnya aku masih punya itu semua. Pokoke, rasanya ada yang kurang gitu. Kenshu merupakan sebuah momen yang sangat bagus untuk mengalirkan kembali semangat itu, bagiku. That's why aku akan selalu berusaha bisa dateng ikut kenshu. Momen kenshu itu engga akan terulang untuk ke-dua kalinya. Lu gak bakal pernah menyesal pernah ikut kenshu dah pokoknya!

Sambutan hangat bakal selalu lu dapetin. Keceriaan pasti akan menghibur hati lu yang mungkin lagi resah terhadap segala problema yang menghinggap di pikiran lu saat itu. Keseruan sesi games juga menghiasi momen kenshu. Tak kalah penting, makanan selalu tersedia :D. Meskipun susunan kegiatan cukup padat, tapi lu gak akan merasa kelelahan selama dua hari itu. Iya sih, abis kenshu baru terasa capeknya... Lelah juga, tau.

By the way, panitianya kreatif loh. Kenshu pertama dulu, nama kelompok ditulis dengan format "... Cherry". Aku masuk dalam kelompok Joyful Cherry. Kali ini, nama kelompok dipadukan dari nama bunga dan nama tokoh wanita. Nama kelompokku, Lavender - Fatmawati. Keren-keren beud dah!

Yang pastinya, ada sesi belajar. Kebahagiaan, perihal berlainan badan namun bersatu hati, hingga Kampanye Kamata. Pada salah satu sesi belajar, Ibu Magdalena Polim dengan tegas menyatakan, "Jangan pernah meninggalkan hati kepercayaan ini!" :'D

Bagian favoritku saat kenshu apapun adalah ketika menyanyikan lagu Soka Gakkai. Rasanya, adeeeeem banget! Alunan suara peserta kenshu selalu berhasil me-charge energi. Apalagi nih, pemudi identik dengan lagu Ikeda Kayo-kai. Dan aku udah sangat lama engga nyanyi lagu ini :'). Aku terharu bisa nyanyi lagu ini lagi. Plus, lagu March Toward 21st Century juga berhasil menyalakan kembali mesin penggerak semangat.

Pada kenshu kali ini juga, aku dikasih kesempatan untuk share kemenangan aku tahun 2014. Aku emang pernah punya keinginan agar bisa share perjuangan dan kemenangan itu untuk memotivasi orang lain. Karena, aku gak mau kisah itu mati begitu saja.

Well. Berkaitan dengan tema, ini bagus banget menurutku: It Starts with Me. Segala sesuatu dimulai dari diri kita sendiri. Bahagia, dimulai dari diri sendiri. Untuk memunculkan keberanian juga dari diri sendiri. Bukan dari orang lain.

Sebelum curhatan kali ini berakhir, ijinkan aku untuk share potongan kalimat dari booklet yang dibagikan kepada setiap peserta kenshu.

Kebahagiaan bukanlah sesuai yang kita cari di luar diri kita sendiri. Presiden Yamamoto pernah berkata bahwa kata Jepang untuk revolusi secara harfiah berarti 'Mengubah Jiwa'. Karena itu, segalanya pada dasarnya bergantung pada sekeras apa kita berusaha untuk mengubah jiwa kita -- untuk mengubah kecenderungan-kecenderungan yang membuat kita mudah dipengaruhi karma atau kalah oleh kelemahan-kelemahan kita. Penyebabnya adalah karena sumber kebahagiaan kita ada bukan di manapun melainkan di dalam hati kita, dalam tekad dan komitmen terdalam kita. 

Comments

  1. Anonymous6/6/17 14:06

    Happiness always come to us if we can appreciate the little things in our life :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dream Bigger, Reach Higher: Am I Daydreaming? Is This Real?

Hai! Teori I, Teori II, dan Praktikum telah usai. Empat hari di Mataram telah kuceritakan pada dua bagian sebelumnya. Ini adalah bagian ketiga. Inilah bagian terakhir dari perjuangan OSTN SMK 2014 di Mataram, NTB. Don't miss this one!

Dream Bigger, Reach Higher: Intro

Hai! Ini adalah post  pertama aku yang berkaitan dengan pengalaman aku sendiri. Well , judul ini menggambarkan apa yang bakal aku ceritakan di sini, sekaligus penyemangat buat yang baca dan buat aku sendiri. Dream bigger, reach higher . Kurang lebih, artinya: mimpi besar, capaian lebih tinggi. Maksudnya adalah ketika kita punya mimpi yang lebih besar, tentu kita akan mengerahkan upaya yang besar pula untuk tercapainya mimpi itu. Sehingga, hasilnya pun lebih besar.