Beberapa hari lalu aku menghadiri doa Rosario di lingkungan. Setelah sesi doa selesai, ketua lingkungan memberikan sebuah kisah untuk renungan. Sederhana, tapi maknanya dalam sekali. Nah, supaya bukan aku aja yang dapet perenungannya, aku share di sini juga ya. Kurang lebih ceritanya begini: Seorang Ibu selalu memikul 2 guci untuk mengambil air di luar, lalu membawa airnya pulang ke rumah. Yang satu gucinya sempurna dan kondisinya bagus. Ketika sampai di rumah, air di dalamnya selalu penuh. Satu lagi gucinya sudah retak. Air selalu habis ketika sampai di rumah karena bocor sepanjang perjalanan. Merasa tidak enak hati, guci yang retak ini meminta maaf kepada Ibu dan merasa dirinya tidak berguna. Ia merasa sia-sia karena tidak ada air yang dibawa sampai rumah. Ia sedih sekali. Dengan tenang, sang Ibu mengatakan bahwa selama ini ia menaruh bibit di sepanjang jalan sekitar rumahnya. Sekarang, bunga-bunga itu sudah bermekaran dan membuat rumah mereka sangat indah. Ini semua justru berkat gu...
Blog simpel milik perantau yang ingin ke Bulan